Air terjun dengan telaga biru ini menjadi primadona bagi penduduk sekitar. Pesonanya sudah terdengar sampai kemana-mana, membuat air terjun ini sering didatangi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Air terjun yang berada di kabupaten Gayo Lues ini merupakan air terjun yang menyajikan panorama istimewa dengan perbukitan yang bersusun rapi juga kolam berwarna biru muda yang menjadi daya pikat dari air terjun ini.

Air terjun ini terletak di Kampung Rerebe, Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues. Untuk mengaksesnya dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam dengan jarak 50 km dari Kota Blangkejeren. Jarak yang cukup jauh ini membutuhkan persiapan yang cukup, namun perjalanan menuju air terjun ini akan menjadi perjalanan yang berkesan.

Dengan menyusuri perbukitan, menelusuri aliran Sungai Tripe, pepohonan pinus dan pedesaan membuat perjalanan ini menjadi menyenangkan dan tak terlupakan. Sesampainya di Desa Rerebe, Anda akan disambut ramah senyum penduduk sekitar. Melihat keindahan air terjun Rerebe adalah sebuah anugerah yang luar biasa, dengan komposisi pegunungan, pepohonan, dan telaga segar berwarna biru yang sangat mengundang kita untuk berenang di sana.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ibna Alfattah

Roadtrip Hamparan Pinus Layaknya di Eropa

Bagi Anda penggemar road trip, atau wisata yang melibatkan perjalanan dengan kendaraan darat seperti mobil atau motor, Uyem Ratus tidak boleh luput dari itinerary Anda. Uyem Ratus adalah hamparan ribuan hektar hutan pinus sejauh mata memandang dengan birunya Bukit Barisan di latar belakang.

Hutan pinus ini dilalui oleh jalan yang menghubungkan kabupaten Aceh Tengah dengan Gayo Lues. Dan rute perjalanan ini, menawarkan pemandangan memukau layaknya hutan alpine di Eropa. Sewajarnya, Dataran Tinggi Gayo konon dijuluki ‘Swiss von Sumatra’ pada masa kolonial karena mengingatkan tentara Belanda akan Eropa yang ditumbuhi banyak pohon pinus.

Jenis pinus yang memenuhi Uyem Ratus adalah pinus merkusii atau pinus Sumatra yang juga dapat ditemukan di beberapa daerah Sumatra lainnya seperti Tapanuli dan Kerinci. Jenis pinus ini tumbuh subur di 3 kabupaten Tanoh Gayo yaitu kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, hingga Gayo Lues. Anda dapat menyewa kendaraan di Takengon, ibukota Aceh Tengah, dimana titik awal rute ini umumnya ditempuh.

Perjalanan akan dimulai dengan menyusuri Danau Lut Tawar ke arah Gayo Lues. 15 – 20 menit menuju perjalanan setelah meninggalkan kawasan Lut Tawar, Anda akan masuk ke dalam kawasan hutan pinus Uyem Ratus. Kondisi jalan yang amat baik dengan pemukiman penduduk yang jarang membuat awal dari perjalanan ini begitu nyaman dan damai. Anda akan melewati naik-turunnya kontur alam Uyem Ratus yang juga merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan.

Di kawasan ini ada begitu banyak titik yang cocok untuk lokasi piknik dengan pemandangan yang memanjakan mata. Pastikan Anda berhenti di salah satu titik yang Anda pilih untuk menikmati makan siang dan kopi gayo yang telah Anda persiapkan, atau bahkan untuk sekedar berfoto dari ketinggian bukit-bukit kecil yang mudah dicapai.

Rute perjalanan ini akan berlanjut hingga ke persimpangan Desa Lane dimana Anda dapat beristirahat sambil menyeruput secangkir kopi dengan gula aren, atau tape singkong tradisional yang sering menjadi oleh-oleh khas daerah ini. Dari titik ini, Anda dapat meneruskan scenic route menuju kabupaten Gayo Lues yang menunggu Anda dengan petualangan lainnya.

Jika Anda ingin kembali ke Takengon, Anda akan melewati Isaq, salah satu perkampungan tertua di Tanoh Gayo. Sebelum kembali menginjakkan kaki di Takengon Anda juga akan melewati Bur Lintang, kawasan hutan lindung yang menawan dan kerap diselimuti kabut di tiap pagi dan sore harinya, serta salah satu lokasi dimana Anda dapat memandang kota Takengon dari ketinggian.

Uyem Ratus merupakan salah satu hamparan hutan pinus terbesar di Indonesia. Pada masa penjajahan, getah pinus di Tanoh Gayo mulai dibudidayakan oleh Belanda yang membuat jalan-jalan besar sebagai asal mula dari rute Uyem Ratus yang masih dilintasi masyarakat hingga sekarang. Memang, pinus merkusii yang terdapat disini merupakan jenis pinus yang mudah dibudidayakan.

Getah pinus biasanya dipakai sebagai bahan kosmetik, resin, sabun, tinta, plastik, cat, dan masih banyak lagi. Pinus merkusii di Uyem Ratus juga sempat dikenal sebagai bahan baku kertas yang memasok salah satu perusahaan terbesar di industri kertas Indonesia.

Uyem sendiri berarti pinus, dan kata-kata itu sering terdengar di dalam syair atau lirik lagu tradisional Gayo. Ini menjadi bukti bahwa kekayaan alam Tanoh Gayo akan pinus telah berakar di jiwa masyarakatnya secara turun temurun. Sebagai pengingat akan harta untuk penghidupan masyarakat sekitar, atau sebagai inspirasi dalam berkesenian dan pengingat rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : Adipati Dolken & George Timothy

Gunung yang memiliki kaki di Danau Lut Tawar ini merupakan objek wisata hiking favorit bagi pemuda-pemudi di Tanoh Gayo atau para wisatawan karena kemudahan akses dan waktu pendakian yang relatif singkat. Dari ketinggiannya Anda akan disuguhi pemandangan danau yang dikelilingi hijaunya pegunungan beserta Kota Takengon. Memancarkan keindahan yang meneduhkan hati dengan kesejukan dan hawa dingin khas pegunungan.

Gunung yang terletak di tepi danau ini berjarak tidak terlalu jauh dari Kota Takengon. Dengan puncak gunung yang diselimuti rumput-rumput panjang, para pendaki seperti berada di hamparan sabana dengan rute yang menanjak. Umumnya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke puncaknya. Walau gunung ini tidak setinggi Gunung Bur Ni Telong dan Gunung Bur Keliyeten, pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dari gunung lainnya.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ova Senjaya

Gunung yang berada di Kabupaten Bener Meriah ini merupakan salah satu gunung berapi di Provinsi Aceh yang statusnya masih aktif hingga saat ini. Pesona gunung yang memiliki ketinggian 2,600 mdpl ini tidak hanya mengundang para pendaki dalam negeri, namun banyak pendaki luar negeri yang juga sudah menginjakkan kaki di puncaknya.

Dengan keindahan alam yang menawan, gunung ini menyuguhkan pemandangan hamparan perkebunan kopi, hutan belantara juga pesona bunga edelweis yang juga dikenal sebagai bunga abadi. Selain itu, Anda juga akan disuguhkan dengan pemandangan istimewa yang menampakkan Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah beserta Danau Lut Tawar dari puncak gunung ini. Jika beruntung, di pagi hari Anda akan disambut dengan hamparan awan seluas mata memandang yang di atasnya terlihat matahari sedang menyinari, membuat Anda merasa benar-benar berada di Negeri di Atas Awan.

Pendakian dimulai dari Desa Rembune. Memasuki areal perkebunan warga adalah awal untuk mencapai puncak Gunung Bur Ni Telong. Dengan waktu mendaki kurang lebih 6 Jam menyusuri hutan belantara, Anda akan tiba di puncak gunung yang memiliki 2 kerucut vulkanik: Salah Nama dan Pepanji. Gunung yang memiliki jalur dan medan cukup extreme ini mengharuskan para pendakinya untuk berhati-hati dan berkonsentrasi penuh saat mendakinya. Dan pastikan Anda mendaki di saat cuaca yang baik untuk memudahkan Anda saat pendakian dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ova Senjaya

Bur Keliyeten, atau ‘gunung kelihatan’ dalam bahasa Gayo, merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Aceh yang terletak di Kabupaten Aceh Tengah. Gunung dengan ketinggian 3,000 mdpl ini merupakan kebanggaan dari masyarakat Gayo dan menyimpan keindahan alam yang istimewa. Pesona hutan belantara dan isinya menjadi teman saat mendaki gunung ini, seperti berbagai spesies bunga anggrek serta beragam bunga-bunga pegunungan nan indah lainnya yang mewarnai perjalanan menuju puncak.

Gunung ini dikenal dengan keasrian dan kebersihannya yang terjaga karena masih cukup jarang kedatangan para pendaki, lain halnya dengan Bur Ni Telong yang menjadi rutinitas para pendaki saat liburan. Akses jalan dan medan di gunung ini pun tergolong sulit dan terbatas, karena gunung ini diselimuti dengan hutan belantara. Namun gunung ini memiliki view yang sangat indah dari puncaknya, memberikan pemandangan Danau Lut Tawar dan Kota Takengon dari ketinggian.

Untuk menuju ke puncak Bur Keliyeten, Anda membutuhkan waktu sekitar 13 jam hingga seharian. Jadi, sebelum Anda mendaki gunung ini lakukanlah perencanaan yang matang dan pastikan Anda memiliki fisik yang bugar serta mental yang kuat, untuk merasakan suhu dingin di puncaknya yang cukup menusuk tulang.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ibna Alfattah & George Timothy