Pos

Setelah mengunjungi Bangsring, sebaik­nya Travelers tidak melewati tujuan wisata berikutnya. Sebuah pulau yang berada di tengah Selat Bali yaitu Pulau Tabuhan. Pulau yang hanya seluas 5-7 ha ini memiliki keindahan alam yang luar biasa yang akan membuat Travelers betah menikmati waktu untuk berlama-lama di pulau ini.

Untuk tiba di Pulau Tabuhan, Travelers bisa menyewa kapal khusus bertarif sekitar Rp 500.000 – Rp 700.000 untuk perjalanan pulang pergi dan Travelers juga bisa menyewa peralatan snorkeling saat menyewa kapal. Aktivitas utama di pulau ini adalah snorkeling dan trekking, mengelilingi pulau kecil yang hanya memerlukan waktu 15 menit dengan berjalan kaki.

Banyuwangi juga terkenal sebagai ‘Sunrise of Java’ dan Pulau Tabuhan adalah lokasi terbaik untuk menikmati kehangatan sunrise dan sunset. Saran terbaik menikmati pulau ini adalah dengan melakukan berkemah sehingga Travelers bisa puas menikmati snorkeling di Selat Bali, melakukan trekking, menikmati senja dan menanti sunrise indah di timur Pulau Jawa dalam waktu satu kali perjalanan wisata.

Artikel : Linda Ochy, Nelce Muaya | Foto : George Timothy

Pantai Bangsring terletak di Kecamatan Wongsorejo yang berada di jalur pantai utara Jawa Timur dan berjarak sekitar 20 km dari pusat kota. Lokasi ini terkenal lewat kegiatan wisata air snorkeling yang sedang populer di Indonesia.

Permukaan air laut yang jernih, membuat Travelers bisa melihat isi akuarium raksasa ini dengan jelas tanpa harus menyelam. Namun, kegiatan mengeksplor keindahan bawah laut melalui snorkeling di sini akan membuat Travelers berdecak kagum.

Snorkeling memang menjadi kegiatan utama di Pantai Brangsing dengan berbagai biota laut yang menanti untuk berenang bersama. Travelers juga bisa freediving untuk mencapai dasar dan melihat patung penari gandrung di bawah air yang jadi bagian dari penangkaran terumbu karang.

Wilayah Pantai Bangsring memiliki luas sekitar 15 ha dan digunakan sebagai area konservasi terumbu karang. Di­sediakan keramba-keramba atau tempat penangkaran ikan hiu dengan luas 3 x 3 m berjumlah 8 buah.

Bagi Travelers yang tidak berani untuk turun ke bawah, Travelers dapat melihatnya dari atas. Adanya rumah apung di sini memang dibangun agak ke tengah laut agar ikan-ikan hiu yang hidup di dalam keramba dapat bertahan dengan nyaman.

Untuk Travelers yang belum pernah melakukan snorkeling dan ingin mencoba, Travelers akan dibantu oleh para pemandu yang akan mengajari Travelers bagaimana cara melakukan snorkeling yang baik dan benar, serta memastikan keamanan selama melakukan selam di permukaan tersebut.

View bawah laut Bangsring Underwater ini memperlihatkan jenis ikan-ikan hias yang indah. Ingin berenang bersama ikan layaknya di film animasi Finding Nemo? Di sini tempatnya. Travelers bisa menjumpai ikan badut atau lebih populer dengan nama ikan nemo itu di perairan ini.

Untuk biaya sewa peralatan snorkeling sendiri seharga Rp 30.000 per orang dan tambahan biaya menggunakan perahu seharga Rp 5.000 per orang. Dan jika Travelers menyewa 10 peralatan sekaligus untuk rombongan, maka Travelers akan mendapatkan bonus yaitu seorang pemandu yang akan memandu saat snorkeling menikmati indahnya terumbu karang. Sungguh ini adalah hal yang sayang sekali jika Travelers lewatkan.

Artikel : Linda Ochy, Nelce Muaya | Foto : George Timothy

Pantai Plengkung

Dijuluki ‘The Seven Giant Waves Wonder’ karena memiliki tujuh gulungan ombak, Pantai Plengkung atau yang akrab disebut G-Land oleh wisatawan mancanegara berada di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

G-Land merupakan pantai dengan ombak tertinggi di dunia setelah Hawaii. Maka tidak heran banyak peselancar dari mancanegara yang ingin menaklukkan ombak di pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ini. Sudah tidak asing lagi jika di sini dijadikan tuan rumah untuk kompetisi peselancar kelas internasional di antaranya Quicksilver Pro Surfing Championship dan Da Hui Pro Surfing World Championship.

Dentuman suara ombak dengan ketinggian dimulai dari 3 hingga 8 m menyambut kedatangan para wisatawan yang berkunjung ke sini, baik itu peselancar profesional bahkan peselancar pemula sekalipun. Ombak di G-Land terkenal karena cukup panjang dan memiliki kecepatan yang tinggi.

Beberapa akomodasi setempat juga menyediakan jasa untuk belajar surfing yang didampingi oleh beberapa mentor ahli. Pada bulan April-Agustus, Travelers bisa menyaksikan antusias para surfer untuk memacu adrenalin dalam menembus gulungan ombak.

Di sana juga pengunjung bisa menyewa kapal jungkung berkapasitas 4 orang untuk mengambil foto surfing lebih dekat. Berjarak 85 km dari Banyuwangi, rute menuju ke G-Land dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum.

Dari kota Banyuwangi, Travelers bisa menggunakan bus dari Terminal Karangente menuju Kalipait lalu dilanjutkan dengan menyewa mobil atau ojek ke Pasar Anyar. Dari Pasar Anyar, Travelers bisa menumpang mobil pick up sampai di Pos Pancur. Setelah tiba di Pos Pancur, pengunjung bisa memilih untuk berjalan kaki sejauh 9 km atau menyewa kendaraan ber­kapasitas 15 orang yang disediakan oleh pihak Taman Nasional Alas Purwo dengan biaya sekitar Rp 250.000 per rombongan.

Alternatif lainnya yaitu dengan menempuh jalur laut dari Pantai Grajagan dengan menggunakan speed boat atau perahu nelayan. Untuk wisatawan dari Bali, bisa juga memilih menggunakan speed boat langsung ke G-Land yang menempuh perjalanan selama 2 jam.

Dikarenakan belum banyak tempat pilihan makanan yang tersedia serta jarak lokasi wisata Taman Nasional Alas Purwo yang berjauhan, pengunjung disarankan untuk membawa persediaan makanan yang cukup. Selain itu, penggunaan tabir surya sangat penting jika Travelers berkunjung di siang hari apalagi saat musim kemarau. Untuk menjaga kelestarian dan keindahan alamnya, pengunjung diharapkan untuk membuang sampah ke tempat yang sudah disediakan oleh pengelola setempat.

Artikel : Linda Ochy, Nelce Muaya | Foto : Adipati Dolken

Cahaya Surga di Kedalaman 60 Meter

Goa Jomblang merupakan goa vertikal bertipe collapse doline yang terletak di Jetis Wetan, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, dan berjarak 10 km dari Kota Wonosari. Sebagai salah satu dari 500 goa yang ada di pegunungan karst, Goa Jomblang banyak mengundang wisatawan lokal maupun asing dengan keunikan dan keindahannya yang memukau.

Goa ini terbentuk oleh proses geologi jatuhnya tanah beserta vegetasi yang ada diatasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu, sesuai dengan nama ‘jemblung’-nya yang bermakna runtuh, bolongan atau jorokan ke dalam.

Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah luweng, dan dijelajahi untuk pertama kalinya pada tahun 1984 oleh Acintyacunyata Speleological Club (ASC), kelompok penjelajah goa dari Yogyakarta.

Saat ini Goa Jomblang merupakan tempat konservasi tumbuhan purba dan dikembangkan menjadi tempat wisata minat khusus yang dikelola oleh warga setempat. Untuk mengakses goa ini para wisatawan dikenakan biaya sekitar Rp450.000 per orang, harga yang sudah termasuk perlengkapan untuk turun ke dalam goa vertikal sesuai standar keselamatan caving.

Turun ke dalam goa dengan tali yang ditarik puluhan warga setempat merupakan suatu pengalaman seru yang memacu adrenalin. Sesampainya di bawah, kita akan dimanjakan dengan pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur dengan aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar yang tumbuh dengan rapat. Hutan dengan vegetasi yang subur ini sering disebut sebagai hutan purba, karena diperkirakan vegetasi ini telah ada sejak runtuhnya tanah akibat proses geologi di masa silam.

Selanjutnya penjelajah dapat meneruskan perjalanan menyusuri ‘lorong kegelapan’ yang menghubungkan Goa Jomblang dengan goa vertikal lainnya yang bernama Goa Grubug. Lorong penghubung dua goa tersebut cukup lebar dengan panjang sekitar 500 meter.

Untuk menyusuri lorong tersebut dapat dengan mudah dilalui karena terdapat jalan setapak yang terbentuk dari bebatuan yang disusun memanjang. Sampai di ujung lorong yang merupakan dasar goa, terdapat dua stalagmit cukup besar berwarna hijau kecoklatan yang berdiri tegak di tengah dasar Goa Grubug.

Apabila dapat mencapai dasar Goa Grubug tepat di tengah hari, Anda akan disuguhkan pemandangan spektakuler akan sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kegelapan goa. Banyak orang yang terkagum menyaksikan lukisan alam yang dikenal dengan istilah ‘cahaya surga’ ini.

Sinar matahari juga menyentuh sejumlah stalaktit dan stalagmit yang terbentuk dari tetesan air selama ribuan tahun yang turut menambah keasrian suasana. Di dasar goa terdapat aliran sungai yang berasal dari Kalisuci, dimana kita bisa menggunakan perahu karet untuk menelusuri jalur sungai tersebut pada musim kemarau.

Setelah menikmati keindahan dari kedalaman Goa Jomblang dan Grubug, kita akan ditarik kembali dengan kekuatan 30-40 orang warga setempat. Melengkapi pengalaman caving di Goa Jomblang yang mendebarkan sekaligus menyenangkan, dengan segala keistimewaan pesona alam yang ditawarkannya.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : George Timothy & Iqbal Fadly

Pantai Wediombo berada di Desa Jepitu, Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Pantai ini termasuk tempat wisata yang ramai akan wisatawan di hari biasa maupun hari libur. Di sini kita dapat menikmati keindahan panorama pantai sambil mencoba aktivitas water sport seperti snorkeling untuk menikmati keindahan ribuan terumbu karang dan bermacam spesies ikan, atau memancing di ketinggian bukit karang. Jika Anda seorang surfer, sejak tahun 2014 pantai ini sudah dijadikan spot selancar atau surfing.

Keindahan Pantai Wediombo terpancar dari lokasinya yang berada diantara tebing dan bukit di belakangnya. Pantai ini terbagi menjadi dua bagian, bagian pasir dan bagian batu dimana pengunjung dapat menikmati masing-masing keindahannya. Bagian pasir biasanya menjadi spot para surfer untuk berselancar menaklukkan ombak. Sedangkan bagian berbatu menjadi spot berenang yang nyaman dan aman bagi pengunjung. Terdapat kolam alami di pinggir pantai dengan airnya yang tenang dan jernih.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : George Timothy