Bukit Tenau terletak tidak jauh dari pusat Kota Waingapu, hanya dengan waktu tempuh sekitar 20 – 30 menit melewati daerah pemukiman warga serta area persawahan. Bukit Tenau menyuguhkan hamparan perbukitan yang juga akan memanjakan mata Anda dengan keindahannya.

Perbedaannya dengan Bukit Wairinding, Bukit Tenau belum memiliki satu lahan parkir yang ditentukan. Jadi Anda bisa mengendarai mobil untuk menjelajah bagian-bagian perbukitan lain yang berada dekat dari Bukit Tenau seperti Bukit Salib. Selama perjalanan dalam mobil saja Anda sudah dapat menikmati eloknya pemandangan dari lapisan perbukitan di area ini.

Bukit Tenau juga menjadi tujuan banyak orang untuk menyaksikan matahari terbit. Posisinya yang berada di ketinggian membuatnya tepat untuk melihat fajar yang membelah kegelapan, menyinari lapisan bukit dengan warna keemasan.

Bukit Tenau juga memiliki bukit-bukit yang tinggi untuk dijelajahi, di mana sebagian Kota Waingapu dapat terlihat dari atasnya. Menjelajahi perbukitan di Bukit Tenau sambil berjalan kaki akan menjadi kenangan tersendiri, apalagi jika Anda memiliki drone untuk dapat mengabadikan keseluruhan area dari ketinggian.

Pesona Bukit Tenau berlanjut bahkan hingga malam hari, dengan bulan yang menyinari siluet perbukitan serta bintang-bintang yang bertaburan di langit malam. Suasana alami yang begitu tenang di Bukit Tenau akan memberikan kedamaian hati dan pikiran bagi siapapun yang mengunjunginya.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : George Timothy

Salah satu perbukitan sabana di Sumba Timur adalah Bukit Wairinding, yang telah menjadi salah satu icon wisata dari Pulau Sumba. Bukit Wairinding terletak di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Tepatnya sekitar 30 – 45 menit perjalanan dari pusat Kota Waingapu.

Hamparan sabana bukit ini terlihat sangat indah bagaikan permadani bergelombang. Kondisi jalan menuju lokasi Wairinding sangatlah baik, beraspal halus dan sedikit berkelok-kelok. Lokasi Bukit Wairinding ditandai dengan sebuah rumah dan warung kecil yang berada di pinggir jalan, dengan lahan parkir tepat pada bahu jalan atau di sekitaran warung kecil tersebut.

Setelah memarkirkan kendaraan, setiap pengunjung yang datang disarankan untuk mengisi buku tamu yang telah disediakan dan memberikan donasi seikhlasnya untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Pengunjung bisa melanjutkan dengan berjalan kaki mendaki bukit kecil yang berada di belakang warung untuk menikmati sajian pemandangan Bukit Wairinding.

Panorama Bukit Wairinding sangatlah indah dan mempesona, membuat mata dan mulut tak berkedip dan berhenti mengucap kagum atas ciptaan-Nya. Akan lebih tepat untuk menikmati ketenangan suasana dan keindahan panorama Bukit Wairinding sembari menikmati kopi khas Sumba. Apalagi pada waktu senja, kala bias cahaya begitu indah menghiasi punggung bukit yang perlahan hilang saat turunnya mentari.

Ketenteraman bukit ini pun terasa lengkap dengan adanya kuda-kuda sandel yang merumput dengan santai, serta sekumpulan anak-anak setempat yang menghabiskan waktu bermainnya di sekitar area perbukitan. Mereka dengan senantiasa menemani para pengunjung yang datang ke bukit ini. Mata dan senyum mereka yang memancarkan kebahagiaan akan membawa kita ikut tersenyum lepas, dan akan meninggalkan kesan yang melekat di hati.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : George Timothy