Pantai Rua adalah pantai panjang dengan pasir putih yang terletak di pesisir selatan Pulau Sumba. Rua Beach Resort berada di tepi pantai ini, di mana view sunrise yang indah menyambut siapapun yang berkunjung di sini setiap paginya. Rua Beach Resort memiliki berbagai fasilitas seperti taman, lounge dan restoran yang menghidangkan menu Western yang lezat. Hotel dengan desain minimalis tropical ini juga memiliki dua kolam renang yang dapat menyegarkan Anda dari teriknya matahari khas timur Indonesia.

  • Jl. Pantai Rua, Desa Rua, Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat

 

Pelabuhan Rakyat Waingapu atau Dermaga Lama merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunset di Kota Waingapu. Namun di malam hari, pelabuhan ini ramai dengan pengunjung yang ingin menikmati seafood terbaik di Sumba. Sejumlah warung makan di tempat ini menyajikan hidangan seafood dengan harga terjangkau dan rasa yang akan melekat di lidah. Hidangan seperti ikan bakar, cumi goreng tepung, hingga udang saus padang akan menjadi menu makan malam yang dapat melepas rasa lelah Anda selama berlibur di Waingapu.

  • Jl. Pulau Sumba, Kambajawa, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur

 

 

 

Surga Tersembunyi di Ujung Barat Sumba

Siapa pun pasti tergiur untuk berenang atau bermain air di Danau Weekuri. Airnya yang begitu jernih, putih pasir di dasarnya dapat terlihat dengan sangat jelas. Dengan pantulan sinar matahari di atas airnya yang berwarna biru kehijauan, dan rimbun rindang pepohonan di sekelilingnya yang berdesau kecil tertiup angin. Burung-burung yang sesekali melintas saja, seolah ingin ikut menikmati keasrian dan ketenteraman dari danau ini.

Weekuri atau Waikuri adalah sebuah laguna (danau air asin) yang ber­batasan dengan laut, yang terletak di Desa Kalenarogo, Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya. Jaraknya sekitar 50 km atau sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Tambolaka, dengan menyusuri jalan pesisir barat Pulau Sumba. Danau yang dikelilingi dengan batu karang dan pepohonan yang lebat ini merupakan salah satu tujuan wisata alam di Sumba yang paling diminati. Berada di area danau, Anda akan merasa bagai berada di kolam renang pribadi yang tersembunyi dari dunia luar.

Dengan kealamian yang masih amat terjaga, belum banyak terdapat fasilitas lain di tempat ini. Hanya ada masyarakat yang menjual jajanan dan cinderamata khas setempat, atau jembatan untuk menikmati pemandangan sekitar. Gardu pandang yang terbuat dari kayu ini dapat membawa Anda mengelilingi Danau Weekuri hingga ke tebing karang yang langsung berbatasan dengan laut lepas. Anda juga dapat menyaksikan view sunset yang mempesona dari atas jembatan ini.

Banyak cerita seputar asal-usul ditemukannya Weekuri oleh masyarakat setempat. Konon, dulunya area di Danau Weekuri ini dipenuhi banyak kera yang hidup di pepohonan sekitar. Danau Weekuri juga dikenal oleh warga setempat sebagai tempat persembunyian di masa-masa ketika perang masih sering berkecamuk di Pulau Sumba. Lokasinya yang tersembunyi dengan pepohonan dan bebatuan karang memang sesuai dijadikan benteng pertahanan, selain juga menawarkan keindahan yang dapat menenteramkan hati.

Waktu yang tepat untuk mengunjungi Danau Weekuri adalah di pagi dan sore hari. Di kala surut, kedalaman Danau Weekuri berkisar antara 30 cm – 2,5 meter saja sehingga relatif aman untuk segala usia. Apalagi menjelang matahari terbenam, warna lembayung senja di langit akan kontras dengan birunya air danau, menjadi sebuah pemandangan yang spesial untuk dinikmati dan diabadikan.

Danau Weekuri terbaring tenang bagai surga tersembunyi dan benteng pertahanan alami. Sebagai sepenggal keindahan alam Indonesia di Tana Humba, yang dapat membawa kekaguman dan rasa syukur bagi siapapun yang mengunjunginya.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy & Ibna Alfattah

 

 

 

Keindahan Indonesia Yang Baru Ditemukan

Di tahun 2015, seorang bocah desa setempat yang berumur 10 tahun bernama Erikson pergi berburu babi hutan dengan kakak dan pamannya. Tidak ada yang menyangka jika dalam pemburuan mereka saat itu mereka bukan menemukan babi hutan. Akan tetapi, di tengah belantara hutan Pulau Sumba, ketiga orang ini malah menemukan sebuah air terjun tiga tingkat dengan kolam berwarna biru yang belum pernah terjamah oleh sentuhan manusia.

Saat ini, 3 tahun kemudian setelah penemuannya, Air Terjun Waimarang yang berada di Desa Waimarang, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur ini telah berkembang menjadi salah satu destinasi wajib dalam tiap itinerary trip ke Sumba.

Untuk mencapainya dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam dari Kota Waingapu. Karena tempat ini relatif baru sebagai tempat wisata, akses menuju tempat ini masih kurang baik. Namun itu tidak menghentikan ratusan wisatawan setiap bulannya yang ingin menyaksikan keindahan Air Terjun Waimarang secara langsung.

Di area ini juga belum terdapat banyak fasilitas, hanya ada jajaran warung sederhana yang dikelola penduduk setempat di area parkir mobil. Setelah memarkir mobil di lapangan sabana Waimarang, diperlukan trekking selama 15 – 20 menit menuruni lereng perbukitan dan menembus hutan untuk menuju air terjun ini. Perjalanan trekking-nya sendiri akan menjadi pengalaman yang berkesan juga menantang. Di mana Anda akan melewati rindangnya pepohonan yang segar, pemandangan perbukitan yang elok, serta menyeberangi anak sungai.

Air Terjun Waimarang dikenal juga sebagai Air Terjun La Winu yang berarti pinang karena terdapat pohon pinang di atasnya. Terdapat 3 kolam di area ini yang memiliki tingkat kedalaman yang berbeda. Air terjun di area ini sebenarnya tergolong kecil, namun letaknya yang berada di cekungan besar tebing batu kapur membuat kolamnya terbaring bagai telaga dalam sebuah dongeng.

Oasis tersembunyi di tengah rimba ini memberikan suasana secluded yang menenteramkan dan jauh dari kebisingan. Anda bisa menjelajah area air terjun dengan memanjat tebing batu hingga tiba di bagian atas air terjun. Di bagian ini, Anda bisa masuk melewati celah bebatuan untuk sampai di area kolam yang lainnya.

Air Terjun Waimarang merupakan salah satu pesona alam yang tidak boleh terlewat jika Anda berkunjung ke Nusa Cendana. Penemuan air terjun ini juga meninggalkan pertanyaan bagi kita semua: apa lagi pesona alam Indonesia yang belum kita temukan? Kenyataan bahwa Air Terjun Waimarang baru saja ditemukan pada tahun 2015 ini menjadi penyemangat kita untuk terus menjelajah Nusantara. Selain juga menjadi pengingat akan banyaknya misteri keindahan alam yang menanti untuk kita temui, singgahi, dan syukuri sebagai bagian dari Indonesia.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy

 

Se’i adalah menu khas berupa babi goreng atau panggang yang mudah dijumpai di seluruh Nusa Tenggara Timur. Kedai Se’i Babi Karunia yang terletak di Kampung Arab Waingapu ini menghidangkan se’i dengan sentuhan khas Sumba yang membuatnya berbeda dari se’i di wilayah NTT lainnya. Se’i di tempat ini disajikan dengan sup brenibon (sup kacang merah) dan sayur rumpu rampe yang terdiri dari bunga pepaya, jantung pisang, dan daun singkong. Menu ini dilengkapi juga dengan sambal yang pastinya menambah kelezatan.

  • Hambala, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur