Jajanan khas betawi satu ini terbuat dari beras ketan, telur ayam, dan ebi goreng. Setelah itu kerak telor dibubuhi cabai merah, kencur, jahe, garam, gula pasir, merica butiran, dan suwiran kelapa yang sudah disangrai. Menurut sejarahnya, kuliner tradisional ini tercipta secara tidak sengaja oleh sekawanan orang Betawi yang tinggal di daerah Menteng. Pada waktu itu, Jakarta masih memiliki banyak pohon kelapa yang tumbuh subur, sehingga masyarakat Betawi ingin memanfaatkan hasil dari buah kelapa itu selain diminum atau diolah menjadi minyak saja. Dari coba-coba inilah kemudian tercipta kerak telor.

Artikel : Alisa Pratomo | Foto : Ariyani Tedjo

Makanan khas Betawi satu ini berjenis mi berbumbu dengan kuah berwarna kekuningan. Campuran udang rebon pada kuah laksa memberikan rasa segar dan gurih. Isi dari laksa Betawi pada umumnya adalah irisan ketupat, telur, kemangi, taoge, kucai, bihun, perkedel dan bawang goreng. Sedangkan keharuman hidangan ini didapat dari pemakaian rempah-rempah seperti kunyit, temu mangga, jintan, ketumbar, merica, dan jahe yang ditumbuk hingga halus. Hingga kini, laksa Betawi sering dihidangkan dalam acara pernikahan, khitanan, selamatan, ulang tahun, pengajian, ataupun arisan.

Artikel : Alisa Pratomo

Terbuat dari terubuk, kentang, sohun, petai, dan ebi, hidangan ini disebut sayur besan karena memang sayur ini merupakan sajian istimewa saat orang Betawi melakukan pernikahan, alias besanan. Ada filosofi menarik dibalik bentuk terubuk, yakni saat pucuk terubuk dibuka, maka akan terlihat kumpulan seperti telur ikan. Butiran yang terkumpul dalam satu wadah ini diibaratkan orang-orang yang bersatu secara rukun karena ikatan pernikahan.

Sayur besan diolah dari bumbu-bumbu sederhana seperti bawang merah dan putih, cabai, terasi, ebi, serta santan kelapa. Beberapa menu sayur besan juga dilengkapi dengan buncis atau kacang panjang, wortel, dan labu siam.

Artikel : Alisa Pratomo

Namanya mungkin terdengar agak unik dan asing, namun jika ditelaah lebih lanjut, nama gabus pucung diambil dari dua bahan utama pembuatannya yakni ikan gabus dan pucung atau buah kluwak. Layaknya sop, gabus pucung ini disajikan dengan kuah dan sayuran seperti wortel, daun bawang, dan kembang kol. Sedangkan kuahnya yang berwarna kehitaman seperti rawon, didapat dari penggunaan pucung.

Dalam tradisi Betawi, hidangan yang tercatat sebagai salah satu warisan budaya Indonesia dan satu dari delapan warisan yang berasal dari DKI Jakarta ini kerap disajikan saat acara nyorog, yaitu saat anak atau menantu memberikan hantaran pada orang tua dan mertua menjelang puasa maupun takbir lebaran.

Artikel : Alisa Pratomo

Mendengar namanya, mungkin sebagian besar kita berpikir kuliner ini diciptakan oleh orang Betawi asli. Faktanya, orang pertama yang memakai dan mempopulerkan istilah soto Betawi merupakan keturunan Tionghoa bernama Lie Boen Po, penjual soto di THR Lokasari atau Prinsen Park.

Dalam penyajiannya, soto Betawi dilengkapi dengan tomat, daun bawang, seledri dan bawang goreng. Bagian yang juga tidak boleh ketinggalan adalah kerupuk emping, sambal, jeruk nipis dan acar yang segar. Rasa kuahnya yang khas didapat dari perpaduan rasa gurih santan dan sensasi creamy susu. Bila tidak menyukai jeroan, soto Betawi juga dapat disediakan dengan isian daging sapi saja.

Artikel : Alisa Pratomo | Foto : Suryaanugrah