Gunung yang memiliki kaki di Danau Lut Tawar ini merupakan objek wisata hiking favorit bagi pemuda-pemudi di Tanoh Gayo atau para wisatawan karena kemudahan akses dan waktu pendakian yang relatif singkat. Dari ketinggiannya Anda akan disuguhi pemandangan danau yang dikelilingi hijaunya pegunungan beserta Kota Takengon. Memancarkan keindahan yang meneduhkan hati dengan kesejukan dan hawa dingin khas pegunungan.

Gunung yang terletak di tepi danau ini berjarak tidak terlalu jauh dari Kota Takengon. Dengan puncak gunung yang diselimuti rumput-rumput panjang, para pendaki seperti berada di hamparan sabana dengan rute yang menanjak. Umumnya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke puncaknya. Walau gunung ini tidak setinggi Gunung Bur Ni Telong dan Gunung Bur Keliyeten, pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dari gunung lainnya.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ova Senjaya

Gunung yang berada di Kabupaten Bener Meriah ini merupakan salah satu gunung berapi di Provinsi Aceh yang statusnya masih aktif hingga saat ini. Pesona gunung yang memiliki ketinggian 2,600 mdpl ini tidak hanya mengundang para pendaki dalam negeri, namun banyak pendaki luar negeri yang juga sudah menginjakkan kaki di puncaknya.

Dengan keindahan alam yang menawan, gunung ini menyuguhkan pemandangan hamparan perkebunan kopi, hutan belantara juga pesona bunga edelweis yang juga dikenal sebagai bunga abadi. Selain itu, Anda juga akan disuguhkan dengan pemandangan istimewa yang menampakkan Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah beserta Danau Lut Tawar dari puncak gunung ini. Jika beruntung, di pagi hari Anda akan disambut dengan hamparan awan seluas mata memandang yang di atasnya terlihat matahari sedang menyinari, membuat Anda merasa benar-benar berada di Negeri di Atas Awan.

Pendakian dimulai dari Desa Rembune. Memasuki areal perkebunan warga adalah awal untuk mencapai puncak Gunung Bur Ni Telong. Dengan waktu mendaki kurang lebih 6 Jam menyusuri hutan belantara, Anda akan tiba di puncak gunung yang memiliki 2 kerucut vulkanik: Salah Nama dan Pepanji. Gunung yang memiliki jalur dan medan cukup extreme ini mengharuskan para pendakinya untuk berhati-hati dan berkonsentrasi penuh saat mendakinya. Dan pastikan Anda mendaki di saat cuaca yang baik untuk memudahkan Anda saat pendakian dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ova Senjaya

Bur Keliyeten, atau ‘gunung kelihatan’ dalam bahasa Gayo, merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Aceh yang terletak di Kabupaten Aceh Tengah. Gunung dengan ketinggian 3,000 mdpl ini merupakan kebanggaan dari masyarakat Gayo dan menyimpan keindahan alam yang istimewa. Pesona hutan belantara dan isinya menjadi teman saat mendaki gunung ini, seperti berbagai spesies bunga anggrek serta beragam bunga-bunga pegunungan nan indah lainnya yang mewarnai perjalanan menuju puncak.

Gunung ini dikenal dengan keasrian dan kebersihannya yang terjaga karena masih cukup jarang kedatangan para pendaki, lain halnya dengan Bur Ni Telong yang menjadi rutinitas para pendaki saat liburan. Akses jalan dan medan di gunung ini pun tergolong sulit dan terbatas, karena gunung ini diselimuti dengan hutan belantara. Namun gunung ini memiliki view yang sangat indah dari puncaknya, memberikan pemandangan Danau Lut Tawar dan Kota Takengon dari ketinggian.

Untuk menuju ke puncak Bur Keliyeten, Anda membutuhkan waktu sekitar 13 jam hingga seharian. Jadi, sebelum Anda mendaki gunung ini lakukanlah perencanaan yang matang dan pastikan Anda memiliki fisik yang bugar serta mental yang kuat, untuk merasakan suhu dingin di puncaknya yang cukup menusuk tulang.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ibna Alfattah & George Timothy

Petualangan Belantara yang Sesungguhnya

Di tahun 2016 yang lalu, media sempat dihebohkan dengan berita tentang Leonardo DiCaprio dan Adrien Brody, bintang film ternama dunia, mengunjungi Provinsi Aceh untuk berlibur sekaligus menunjukan partisipasi dan dukungan terhadap pelestarian lingkungan hidup. Lokasi yang dikunjungi DiCaprio dan Brody, tidak lain adalah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), salah satu taman nasional terbesar di Indonesia yang mencakup 2 provinsi: Aceh dan Sumatra Utara. Taman nasional ini termasuk sebagai bagian dari The Tropical Rainforest Heritage of Sumatra, gabungan wilayah konversi alam yang dilindungi oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia sejak tahun 2004.

TNGL merupakan kumpulan beberapa cagar alam yang terbentang dari Aceh hingga Sumatra Utara dengan berbagai kontur dan bioma alam, mulai dari hutan rawa, hutan bakau, hutan subalpine, hingga hutan hujan dataran rendah. Begitu banyak fauna langka yang akan Anda jumpai untuk pertama kalinya disini sebagai rumah bagi sekian banyak satwa lindung, seperti beruang madu, orangutan sumatra, gajah sumatra, badak sumatra, burung enggang, siamang dan masih banyak lagi. Flora langka seperti rafflesia, titan arum, dan berbagai jenis kantong semar juga tersebar liar menanti Anda di TNGL.

TNGL adalah gugusan pegunungan yang berada di tengah jajaran Bukit Barisan bagian utara dengan luas sekitar 1,094,692 ha, menjadikannya area belantara hutan hujan tropis terluas di Asia Tenggara. Dan sorotan utamanya, tentu terletak pada sang gunung dimana nama taman nasional ini sendiri diambil: Gunung Leuser.

Pendakian Gunung Leuser umumnya dimulai dari Kedah, sebuah desa kecil di Gayo Lues yang menjadi pos terdekat untuk mencapai puncak. Di Kedah, pendaki biasa disambut oleh Pak Rajali atau akrabnya Mr. Jali, seorang pemandu lokal yang dikenal sebagai ‘juru kunci’ dari wisata pendakian Gunung Leuser. Pendakian Gunung Leuser termasuk salah satu wisata pendakian yang cukup menantang di seluruh Indonesia, yang membutuhkan kondisi prima dan kemantapan hati dari tiap pendaki. Mengapa? Karena pendakian Gunung Leuser membutuhkan kisaran waktu 10-16 hari pulang pergi untuk mencapai ke puncaknya. Jumlah hari yang tidak menentu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan fisik Anda saat pendakian. Pendakian Gunung Leuser memakan waktu begitu lama karena mengharuskan pendaki melewati lika-liku hutan, perbukitan, dan setidaknya 7 gunung sebelum tiba di puncak Gunung Leuser.

Perjalanan pendakian Anda tentu saja akan melewati berbagai rintangan yang seru seperti jalan berlumut yang licin, rimbun kanopi tebal yang menutupi Anda dari sinar mentari, hingga binatang liar yang melintas bebas. Hal yang unik lainnya kala mendaki Gunung Leuser adalah soal perbekalan. Dimana dari awal pendakian, Anda akan menimbun perbekalan sepanjang perjalanan yang beberapa hari kemudian, Anda akan gali kembali untuk keperluan logistik saat penurunan. Ini semua untuk mensiasati jumlah beban yang harus Anda bawa serta kecukupan logistik selama pendakian, mengingat lamanya jumlah hari yang akan Anda lewati selama berada di Gunung Leuser.

Demi keamanan, sebelum mendaki Anda akan diharuskan untuk melapor dan melewati proses izin terlebih dahulu kepada pihak yang berwajib, serta memastikan menyewa porter dalam perjalanan Anda sebagai pemandu di tengah belantara hutan. Pemandu di Gunung Leuser terkenal akan pengetahuan alamnya yang profesional. Dilengkapi juga dengan selingan humor dan skill memasak dari bahan-bahan sederhana namun rasa yang istimewa, para pemandu Gunung Leuser akan menjadi sahabat yang dapat dengan segera memulihkan kelelahan Anda dalam pendakian.

Ada beragam rute pendakian yang bisa Anda lalui, dan semuanya memberikan berbagai view keindahan alam yang akan membuat Anda terpesona. Apalagi ketika Anda menginjakkan kaki di salah satu dari 3 puncak yang memberikan keunikan tersendiri akan gunung ini. Ketiga puncak itu adalah puncak Leuser (3,119 mdpl), puncak Loser (3,404 mdpl), dan puncak Tanpa Nama (3,466 mdpl), yang menjadi puncak tertinggi kedua di Pulau Sumatra setelah puncak Indrapura Gunung Kerinci yang berada di perbatasan Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Jambi.

Seluruh perjuangan menerobos hutan akan sepadan setelah menyaksikan keasrian alam Bumi Pertiwi dengan keindahan alam yang jauh dari sentuhan peradaban. Anda dapat menghirup segarnya oksigen dari alam bebas dengan suguhan hamparan hijau Taman Nasional Gunung Leuser yang juga dikenal mancanegara sebagai paru-paru dunia. Pendakian Gunung Leuser adalah sebuah petualangan yang benar-benar memicu adrenalin, menambah wawasan, dan akan membekas untuk Anda kenang seumur hidup.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : Rainforest Lodges Kedah & Mardiansyah BP

Serpihan Surga di Tanoh Gayo

‘Negeri di Atas Awan’ memang menjadi julukan yang tepat bagi Kota Takengon dengan keindahan alamnya yang istimewa. Terutama dengan Danau Lut Tawar serta pegunungannya yang mengelilingi danau seperti mangkuk raksasa. Danau Lut Tawar menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Gayo yang hidup di pesisirnya seperti nelayan, peternak ikan, dan persawahan, selain juga menjadi sumber air bagi rumah-rumah di Takengon. Dengan luas sekitar 5,472 ha, danau ini adalah danau terluas di Provinsi Aceh dan daya tarik utama bagi para wisatawan untuk mengunjungi Takengon.

Pesona danau yang berada di ketinggian 1,200 mdpl ini mampu menghipnotis para wisatawan dengan eloknya kombinasi dataran, perairan dan perbukitan yang mengelilinginya. Keindahan Danau Lut Tawar dapat kita nikmati dengan cara mengelilinginya atau memandangnya dari atas perbukitan Takengon seperti Bur Telege dan Pantan Terong, dua tempat wisata yang wajib didatangi untuk menikmati indahnya view Danau Lut Tawar dan Kota Takengon dari ketinggian.

Bur Telege atau Bur Gayo, menjadi favorit bagi wisatawan karena jaraknya yang sangat dekat dari pusat kota. Selain memberikan view yang indah, Bur Telege juga menawarkan fasilitas yang menarik seperti berbagai spot untuk berfoto dan tempat bersantai seperti hammock, ayunan dan kedai-kedai sederhana bernuansa alam. Sedangkan di perbukitan Pantan Terong, Anda bisa menikmati secangkir kopi sambil memandang indahnya sunrise di Kota Takengon dan Danau Lut Tawar dengan ketinggian yang sempurna untuk berfoto.

Anda hanya butuh waktu sekitar 3 jam perjalanan dengan kendaraan untuk mengelilingi Danau Lut Tawar dan menikmati keindahannya dari dekat. Disela perjalanan Anda dapat berhenti untuk mengunjungi situs-situs sejarah seperti Loyang Mendale, Loyang Koro dan Putri Pukes yang berada di tepi danau. Di pinggir Danau Lut Tawar, tepatnya di Desa One-one, terdapat banyak rumah makan dengan hidangan khas Gayo yang tepat sebagai pemberhentian makan siang Anda.

Danau Lut Tawar juga memiliki beberapa spot terbaik untuk bermain air atau berenang sekalipun, seperti Pante Menye, Ujung Paking, Ujung Nunang dan masih banyak lagi. Anda bisa menyaksikan keseruan anak-anak sekitar bermain di tepi pantai, juga beberapa pemancing yang asyik dengan kailnya. Pantai-pantai ini juga menjadi spot bagi mereka yang menyukai kegiatan outdoor seperti camping atau outbound. Untuk Anda yang ingin merasakan suasana di atas danau, Anda bisa menaiki boat yang berada di Dermaga Dedalu atau Dermaga Tetunjung dengan harga yang sangat terjangkau.

Dibalik keindahannya, danau ini juga menyimpan berbagai legenda yang masih dipercaya penduduk setempat. Sejak dahulu kala Danau Lut Tawar memang selalu menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Gayo, dimana para ceh didong kerap menyebutnya dalam bait syair mereka. Menunjukkan bahwa keindahan Danau Lut Tawar akan selalu menjadi kerinduan bagi orang-orang Gayo yang merantau, maupun bagi para pengujung yang kehabisan masa liburannya.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : Ibna Alfattah & George Timothy