Pos

Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) adalah museum seni modern dan kontemporer pertama di Indonesia. Tak terbatas hanya pada lukisan, MACAN memiliki koleksi seni kontemporer dengan medium, teknik, serta seni instalasi lainnya. MACAN pun aktif dalam mengadakan pameran yang selalu dirotasi, sehingga pengunjung senantiasa menemukan karya baru untuk dinikmati.

Terbuka untuk pengunjung di Selasa – Jumat pukul 10:00 – 18:00 WIB, museum ini memiliki koleksi sekitar 800 karya seni dari Eropa, Amerika, Cina, dan wilayah lainnya di Asia. Saat Travelers berkunjung, jangan lupa untuk mampir di MACAN Shop untuk menemukan berbagai merchandise karya brand lokal maupun merchandise pameran yang sedang berlangsung.


  • AKR, Jl. Perjuangan No.5, RT.11/RW.10, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530, Indonesia

  • Hubungi

    +62 21 22121888

  • Jam Operasional

    Buka setiap hari, Senin – Minggu, pukul 10.00 – 14.00 WIB (Sesi Pagi) dan 14.00 – 19.00 WIB (Sesi Siang)


Memintal Kemewahan dari Kesederhanaan

Seperti dalam banyak suku bangsa lainnya di tanah air, peran kain di Maluku Barat Daya bukan hanya sekedar untuk pakaian sehari-hari. Tenun Adat di Maluku merupakan suatu simbol kehormatan sekaligus identitas yang telah mendarah daging. Sebut saja tenun Senikir yang merupakan elemen penting dalam acara adat seperti penyematan gelar atas tokoh terhormat. Di Pulau Moa, acara-acara adat seperti proses penyematan tamu atau tokoh terhormat, berlangsung dengan tenun khas yang dipercaya sebagai peninggalan leluhur yang turun temurun di gunakan dalam acara adat maupun kenegaraan.

Lebih dari itu, tenun Maluku adalah cerminan dedikasi masyarakat Maluku dalam meneruskan proses pelestarian tradisi nenek moyang yang berawal sejak ratusan tahun yang lalu dan berlanjut hingga saat ini. Tenun ikat di Maluku Barat Daya berperan sebagai tiang di banyak aspek keseharian penduduknya. Sebagai penyelimut jenazah, ia menjadi doa akan ketenangan. Sebagai mahar pengantin, ia menjadi bentuk harapan akan kebahagiaan berumah tangga. Semua itu diawali dari dedikasi para ibu di gubuk-gubuk kecil di Maluku, seolah memintal helai demi helai doa untuk keluarganya.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy