Pos

Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama di Kabupaten Maluku Barat Daya. Hidangan yang terbuat dari olahan jagung, kacang merah dan irisan ketela pohon dicampur santan ini merupakan sajian khas untuk menyambut tamu besar, serta menjadi santapan pesta adat di Pulau Moa, Letti, Lakor dan sekitarnya.

Sedangkan di Pulau Kisar yang merupakan penghasil jagung terbesar di Maluku Barat Daya, bubur jagung banyak disantap sebagai menu sarapan pagi.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : Istimewa

Membentengi Kehancuran Dewala di Pulau Lakor

Sebagai kepulauan yang disinggahi banyak peradaban seiring berjalannya waktu, Indonesia memiliki banyak sekali peninggalan bersejarah yang masih belum diketahui orang, salah satunya adalah dewala di Maluku Barat Daya. Dewala adalah sebutan masyarakat bagi susunan batu yang membentengi penduduk kampung dari serangan musuh. Dewala yang juga dapat diartikan sebagai dinding ini tersebar di banyak titik di Kepulauan Maluku Barat Daya dengan berbagai ukuran dan desain. Salah satunya terdapat di Desa Sera, Pulau Lakor. Tidak ada yang tahu pasti kapan dewala di Desa Sera yang diperkirakan berusia ratusan tahun ini dibangun. Walau arsitekturnya amat sederhana, dengan gerbang yang bertopang pada pohon akasia, kekokohan benteng dewala ini tetap terjaga.

Masih di Pulau Lakor, tepatnya di Desa Lolotuara ada juga Dewala berbentuk perahu dengan luas lebih dari 100 meter persegi. Dilengkapi dengan tiga pintu di tiap bagian dan lubang untuk mengintai musuh. Bentuknya yang menyerupai perahu konon adalah berkat leluhur setempat yang mengenang akan masa perantauannya selama di laut. Demi mempertahankan bukti sejarah panjang Indonesia, marilah sama-sama kita lestarikan dan pelajari lebih dalam peninggalan nenek moyang seperti Dewala yang mencerminkan kegigihan masyarakat Maluku Barat Daya dalam mempertahankan kampung tercinta.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy

Sejak jaman kolonialisme, Kepulauan Maluku yang kaya akan rempah telah dilirik oleh bangsa di Eropa yang ingin menguasai atau menyebarkan agama Kristen dan Katolik di Asia Tenggara. Dimulai dari 1522, bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris berlomba-lomba membangun pengaruh mereka di perairan Laut Banda dan sekitarnya. Silih berganti mereka membangun dan menghancurkan satu sama lain. Dan hingga hari ini, terdapat beberapa bangunan yang menjadi saksi sejarah kedudukan Eropa di Maluku Barat Daya yang dapat kita lihat untuk dipelajari dan kagumi sebagai bagian dari cerita panjang sejarah Tanah Air tercinta.


Gereja Tua Patti

Gereja yang terletak di Desa Patti, Pulau Moa ini merupakan peninggalan Belanda yang masih berdiri tegak sejak pem- bangunannya pada 1625. Bangunannya terbuat dari kayu jati, dengan dinding yang terbuat dari campuran kapur dan putih telur setebal 1 hasta. Gereja Patti di- hiasi dengan 12 tiang dan jendela, sebagai pengingat akan 12 murid Yesus. Di sekitar bangunan dihiasi berbagai monumen yang didedikasikan untuk para pendeta yang dihormati.


Benteng Delfshaven

Benteng yang dibangun di tahun 1664 ini diresmikan oleh VOC pada 11 Juli 1665 sebagai pusat pemerintahan VOC di Pulau Kisar. Benteng ini berlokasi di Desa Kotalama, sekitar 1 kilometer dari Kota Wonreli.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy