Pos

Candi Buddha dengan arsitektur bergaya Hindu ini terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan berjarak tidak jauh dari Candi Prambanan. Dibangun antara tahun 830 – 850 M oleh Rakai Pikatan, raja Medang beragama Hindu yang juga membangun Candi Prambanan.

Tujuan pembangunan Candi Plaosan adalah sebagai hadiah untuk Pramodhawardhani, sang permaisuri yang beragama Buddha. Hal ini menjadikan Candi Plaosan sebagai bentuk tanda cinta dan simbol penyatu perbedaan beragama, membuatnya sering dijuluki sebagai candi yang paling romantis. Lokasinya yang berada di tengah area persawahan juga menambah kecantikan dan romantisme dari tempat ini.

Candi Plaosan memiliki dua gugus candi, Plaosan Lor (utara) dan Plaosan Kidul (selatan) yang terpisahkan oleh jalan. Gugus Plaosan Lor memilki dua candi kembar, dengan relief laki-laki di candi yang satu, dan relief perempuan di candi lainnya. Kedua candi ini dikelilingi oleh sejumlah stupa dan candi perwara yang belum sepenuhnya direstorasi.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : Iqbal Fadly

Pesona yang Terus Berkobar

Menurut legenda, Pulau Jawa pada zaman dahulu kala miring ke arah barat. Hal ini mendorong para dewa untuk mematok pulau itu dengan Jamurdwipa, sebuah gunung di Laut Selatan. Namun pemindahan gunung terhalang oleh Mpu Rama dan Mpu Permadi. Dua orang sakti ini tengah membuat keris mandraguna di perapian mereka dan menolak imbauan dewa untuk melanjutkan pekerjaan di tempat lain.

Alhasil, para dewa menjatuhkan Jamurdwipa di atas Mpu Rama dan Mpu Permadi, mengubur perapian dan keris mereka yang belum terselesaikan. Keris sakti yang masih membara itulah yang dipercaya sebagai sumber api yang tak pernah padam dari gunung yang sekarang dikenal sebagai Gunung Merapi.

Gunung Merapi yang terletak di utara Jogja ini merupakan salah satu gunung api paling aktif di seluruh dunia, yang rutin mengalami erupsi sekitar 2 – 5 tahun sekali. Dalam kilas sejarah Indonesia, tidak jarang erupsi ini berakibat fatal, dengan erupsi besar terakhirnya pada tahun 2010. Seringnya erupsi juga menjadi keunikan tersendiri bagi Gunung Merapi, yang mengalami perubahan ketinggian dan bentuk puncak dari waktu ke waktu.

Saat ini, kawasan Taman Nasional Gunung Merapi berada dalam 4 wilayah administratif: Kabupaten Sleman di Provinsi Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten di Provinsi Jawa Tengah. Pesona Gunung Merapi selalu dapat menarik wisatawan mancanegara lewat aktivitas yang beragam. Jika Anda ingin berwisata sambil menambah wawasan, mengunjungi Museum Gunungapi Merapi di Sleman akan menambah pengetahuan Anda tentang vulkanologi dan geologi.

Bagi Anda yang gemar bertualang, aktivitas outdoor selain trekking dan pendakian yang dapat dilakukan adalah Merapi Volcano Tour/Lava Tour Merapi. Tour ini mengajak Anda mengitari lereng gunung menggunakan mobil jip. Sejumlah paket tersedia dengan rute dan harga yang beragam.

Selain menikmati keindahan gunung ini dari dekat, dengan tour ini Anda dapat mengunjungi Museum Sisa Hartaku dan melihat perkampungan yang terkena dampak erupsi sebagai pengingat akan dahsyatnya kekuatan alam.

Walau terkadang memakan korban, erupsi Gunung Merapi juga bermanfaat bagi kehidupan sekitar dengan abu vulkanik yang membantu kesuburan tanah dan menunjang pertanian masyarakat setempat. Itulah mengapa dalam ilmu kejawen maupun kepercayaan lokal di Jogja, Merapi selalu menjadi wujud dengan nilai kesakralannya tersendiri. Ibarat pasak yang menjaga kestabilan Pulau Jawa, Gunung Merapi akan selalu berperan penting bagi seluruh masyarakat yang hidup di sekitarnya. Baik dalam legenda, maupun di kehidupan nyata.

Yogyakarta memiliki garis imajiner yang menghubungkan Tugu Jogja, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak secara simetris. Garis yang menyimbolkan kesinambungan antara manusia dengan sesama, alam, dan Tuhannya ini juga sejajar dengan letak Gunung Merapi. Menunjukkan peran sang gunung yang selalu signifikan dalam pandangan masyarakat Jogja.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : Reuben Teo