Pos

Sejak jaman kolonialisme, Kepulauan Maluku yang kaya akan rempah telah dilirik oleh bangsa di Eropa yang ingin menguasai atau menyebarkan agama Kristen dan Katolik di Asia Tenggara. Dimulai dari 1522, bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris berlomba-lomba membangun pengaruh mereka di perairan Laut Banda dan sekitarnya. Silih berganti mereka membangun dan menghancurkan satu sama lain. Dan hingga hari ini, terdapat beberapa bangunan yang menjadi saksi sejarah kedudukan Eropa di Maluku Barat Daya yang dapat kita lihat untuk dipelajari dan kagumi sebagai bagian dari cerita panjang sejarah Tanah Air tercinta.


Gereja Tua Patti

Gereja yang terletak di Desa Patti, Pulau Moa ini merupakan peninggalan Belanda yang masih berdiri tegak sejak pem- bangunannya pada 1625. Bangunannya terbuat dari kayu jati, dengan dinding yang terbuat dari campuran kapur dan putih telur setebal 1 hasta. Gereja Patti di- hiasi dengan 12 tiang dan jendela, sebagai pengingat akan 12 murid Yesus. Di sekitar bangunan dihiasi berbagai monumen yang didedikasikan untuk para pendeta yang dihormati.


Benteng Delfshaven

Benteng yang dibangun di tahun 1664 ini diresmikan oleh VOC pada 11 Juli 1665 sebagai pusat pemerintahan VOC di Pulau Kisar. Benteng ini berlokasi di Desa Kotalama, sekitar 1 kilometer dari Kota Wonreli.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy

Sepenggal Tanah Suci di Pulau Letti

Di Pulau Letti, pohon ara tumbuh dengan kokoh. Pohon ara (fig, dalam bahasa Inggris) merupakan sebuah pohon yang mendapat tempat istimewa dalam banyak sejarah dan mitologi dunia. Pohon yang umumnya dijumpai di Timur Tengah dan Asia Barat ini ternyata juga tumbuh di beberapa pulau di Maluku Barat Daya. Pohon ini menjadi pohon spesial terutama karena penyebutannya dalam banyak manuskrip keagamaan seperti dalam Kitab Injil.

Dalam Injil Matius dan Injil Markus, pohon ara disebut sebagai tempat dimana Yesus menunjukkan mukjizatnya untuk membuat pohon tersebut menjadi tidak berbuah. Di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Nasrani, keberadaan pohon ara di Maluku Barat Daya dianggap sebagai suatu bentuk keberkatan, dengan warga setempat yang memelihara kelangsungan hidup pohon ara yang tumbuh di desanya dengan sepenuh hati. Bagi Anda yang beragama Nasrani, variasi kunjungan di Maluku Barat Daya dapat ditambah dengan penghayatan wisata rohani bagaikan berada di tanah suci lewat pohon-pohon ara.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy