Mengunjungi Sumba Timur, kami mendapatkan rekomendasi untuk bermalam dan menikmati waktu istirahat di Padadita Beach Hotel yang memang terletak di Kota Waingapu.

Padadita Beach Hotel memiliki beberapa tipe kamar yang dapat kita sesuaikan dengan kondisi budget dan kebutuhan selama menginap. Untuk tipe superior dengan kisaran harga mulai dari Rp400,000-an atau tipe deluxe dengan ukuran kamar yang lebih besar maupun tipe junior suite dengan pemandangan pantai langsung dari jendela kamar. Seluruh kamar telah memiliki fasilitas hotel bintang empat yang lengkap untuk kenyamanan melepas lelah setelah seharian berkeliling Sumba Timur.

Selain fasilitas nyaman dan aman selama menginap di Padadita Beach Hotel, yang tak terlupakan adalah sarapan pagi dengan menu yang menggugah selera dan view restoran yang langsung menghadap pantai. Restoran juga buka hingga malam dan menyediakan pelayanan untuk bersantap makan malam di sana. Selain itu juga, Padadita Beach Hotel memiliki fasilitas meeting/banquet dan menyediakan pelayanan antar jemput dari dan menuju Bandar udara Umbu Mehang Kunda – Waingapu.

Malam-malam di Padadita Beach Hotel akan menjadi spesial dengan bersantai di gazebo tepi pantainya. Sambil bersenda gurau dengan teman dan keluarga serta ditemani dengan debur suara ombak yang menenangkan hati dan pikiran.

 

  • Alamat :

    Jln. Erlangga Padadita Waingapu – NTT

  • Email :

    padaditabeachhotel@gmail.com

  • Telepon:
    • 0812 1548 6689 (Receptionist)
    • 0812 3899 5246 (Receptionist)
    • 0812 3899 5036 (Restaurant)

 

 

Keasrian Yang Mengalir Deras

Pernahkah Anda membayangkan menikmati keindahan Grand Canyon dengan garis batu yang berlapis-lapis dan kolam berwarna hijau tosca di mana Anda bisa berendam di dalamnya? Ya, semua keindahan itu bisa Anda nikmati di Air Terjun Tanggedu yang terletak di Desa Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur.

Lapisan air terjun di antara tebing-tebing batu kapur berwarna putih membuat air terjun ini dijuluki sebagai Grand Canyon-nya Sumba. Objek wisata ini memang memancarkan keindahan yang begitu mempesona, dengan kolam-kolam alami yang menggoda siapa pun untuk melompat masuk ke dalamnya.

Air terjun ini berjarak sekitar 46 kilometer dari Kota Waingapu atau sekitar 2 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan menuju air terjun ini kita akan ditemani dengan hamparan sabana dan langit biru yang berhiaskan awan. Anda bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat untuk langsung sampai di Desa Tanggedu.

Sesampainya di Desa Tanggedu, kita melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sepanjang 2,5 km melewati anak sungai serta perkebunan dan pemukiman warga setempat. Meski harus berjalan lumayan jauh, lelah tentu akan terbayar begitu Anda tiba di Air Terjun Tanggedu ini, sembari menikmati keindahan view dan kesegaran air kelapa yang dijual warga sekitar.

Salah satu keindahan dari air terjun ini terdapat pada relief bebatuannya yang mencerminkan keunikan topografi Pulau Sumba itu sendiri, yang terbentuk dari bebatuan kapur. Beberapa anak sungai yang berbeda menyatu di Air Terjun Tanggedu, sehingga di area ini terbentuk belasan air terjun dengan ketinggian yang bervariasi, dan dengan air terjun utamanya yang menjulang sekitar 8 meter.

Kucuran air yang mengalir deras dan tebing-tebing batu yang mengapitnya membentuk kolam-kolam kecil yang terlihat bagai kolam renang pribadi. Kolam-kolam dengan air yang bening dan segar menanti Anda dengan berbagai ukuran dan tingkat kedalaman. Bahkan di bagian atas air terjun utama, terdapat kolam yang amat dangkal dan aman untuk anak-anak bermain.

Menjadi suatu pengalaman yang spesial untuk bisa menikmati keindahan alam di Air Terjun Tanggedu. Ditambah lagi melihat anak-anak desa sekitar yang baru pulang sekolah, berlarian dan bergegas untuk melompat ke air. Sungguh pemandangan yang menyenangkan melihat keseruan anak-anak yang tertawa ceria saat bermain air, dan akan membekas sebagai salah satu kesan manis yang akan Anda dapatkan kala mengunjungi tempat ini.

Tentu melihat dan menikmati keindahan Air Terjun Tanggedu akan membuat kita lupa dengan waktu. Kunjungan terbaik adalah saat musim kemarau, dan disarankan untuk mengunjungi tempat ini pada pagi atau siang hari karena dibutuhkan waktu tempuh yang cukup lama untuk mencapainya.

Tertarik untuk mengunjungi Air Terjun Tanggedu? Pastikan untuk mempersiapkan perbekalan saat Anda berkunjung ke air terjun ini, dan jangan lupa untuk tidak mengotori tempat yang sudah dijaga masyarakat setempat dengan selalu membawa pulang sampah Anda. Selamat menikmati dan mengagumi salah satu pesona alam Indonesia di Air Terjun Tanggedu!

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : George Timothy & Ibna Alfattah

 

 

Rumah Budaya Sumba adalah salah satu pilihan akomodasi terbaik di Sumba Barat Daya. Selain lokasinya yang dekat dari pusat kota Tambolaka dan Bandar Udara Tambolaka, Rumah Budaya Sumba merupakan contoh langka di mana sebuah penginapan juga dapat menambah wawasan Anda akan seni dan budaya setempat.

Semua berawal dari cita-cita Pater Robert Ramone, seorang putra Sumba yang ingin membuat daerah asalnya semakin dikenal dunia. Sejak muda, Pater Robert sudah mengelilingi Sumba dengan kameranya. Saat ini hasil-hasil fotonya telah dibukukan dan didistribusi hingga ke Eropa. Ditambah lagi, Pater Ramone kini telah mendirikan Rumah Budaya Sumba sebagai bentuk kecintaannya terhadap tanah asalnya ini.

Selain fasilitas penginapan, di area Rumah Budaya Sumba juga terdapat museum yang tergabung menjadi Lembaga Studi & Pelestarian Budaya Sumba. Atmosfer etnik yang istimewa terpancar dari bangunan berarsitektur rumah adat Sumba dan halaman yang berhiaskan menhir atau penji dengan relief khas Sumba.

Museumnya memiliki koleksi yang amat beragam, mulai dari senjata, perhiasan, hingga alat musik tradisional Sumba yang semuanya dilengkapi keterangan tentang sejarah dan kedudukannya dalam budaya Sumba. Terdapat juga foto-foto hasil jepretan Pater Robert Ramone sendiri tentang berbagai acara adat di seluruh Sumba seperti pasola hingga upacara pemakaman tradisional. Menariknya lagi, Rumah Budaya Sumba juga dilengkapi Rumah Tenun & Museum Atma Hondu, yang memiliki koleksi kain tenun dari seluruh Pulau Sumba.

Jika Anda beruntung, Anda juga dapat menyaksikan tarian-tarian tradisional yang dibawakan oleh sanggar-sanggar kesenian setempat. Berbagai sanggar memang sering mengadakan acara di malam-malam tertentu, dengan pertunjukkan tarian dari daerah lain di Pulau Sumba. Pengunjung bahkan bisa ikut menari untuk meramaikan suasana.

Rumah Budaya Sumba memang menawarkan akomodosi yang sederhana. Namun, keistimewaannya terdapat di bagaimana tempat ini mengajak kita untuk mengagumi dan mencintai budaya Sumba itu sendiri. Sesuai dengan cita-cita sederhana pencetusnya, Pater Robert Ramone.

Foto : George Timothy

 

  • Alamat

    Jln. Rumah Budaya No 212, Radamata, Tambolaka, Sumba Barat Daya,
    Nusa Tenggara Timur, Indonesia, 87254

  • Email

    sumbarumahbudaya@gmail.com

  • Telepon

    +6282135023327 / +6281339362164

 

 

Surga Nyanyian Para Burung

Keistimewaan alam di Pulau Sumba semakin dikenal banyak kalangan lewat hamparan padang sabana serta pantai-pantai nan elok. Keindahan Bukit Wairinding di Sumba Timur dan Pantai Bawana di Sumba Barat Daya kerap menjadi tujuan wisata alam yang wajib dikunjungi di Sumba. Padahal, selain lapisan perbukitan dan wisata pantainya, Sumba juga memancarkan kekayaan dan keindahan alam yang khas lewat dua taman nasionalnya yang cenderung jarang dilirik wisatawan.

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti (TNLW), adalah taman nasional dengan Gunung Wanggameti yang merupakan titik tertinggi di pulau Sumba. Sedangkan Taman Nasional Manupeu Tanadaru (TNMT), merupakan surga bagi para pecinta ornitologi, atau cabang ilmu yang mempelajari burung.

Kedua taman nasional yang diresmikan pada tahun 1998 ini merupakan gabungan beberapa hutan lindung dan cagar alam, selain menjadi satu-satunya tempat di Sumba di mana Anda dapat menikmati hutan-hutan lebat nan hijau yang sudah langka di bagian lain pulau ini.

Manupeu Tanadaru merupakan taman nasional terluas di Sumba, dengan luas yang mencapai ±88,000 ha. Wilayahnya memanjang di bagian selatan pulau dan terbagi ke dalam wilayah tiga kabupaten: Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Taman nasional ini memiliki variasi habitat hutan mulai dari hutan mangrove, hutan dataran rendah, hutan hujan, hingga hutan musim perbukitan.

Selain menjadi habitat 118 jenis flora, TNMT terkenal akan ratusan jenis burung yang menjadikannya tepat untuk dikunjungi para penggemar aktivitas birdwatching. 8 dari spesies burung yang terdapat di sini merupakan fauna endemik yang hanya bisa ditemukan di Pulau Sumba seperti punai sumba, burung madu sumba, burung hantu sumba, sikatan sumba, serta kakatua jambul jingga atau cempaka dan julang sumba yang sudah di ambang kepunahan. Hutan-hutan di kawasan TNMT juga menjadi singgahan bagi burung-burung yang bermigrasi dari Australia atau Eurasia, sehingga tempat ini semakin ramai akan nyanyian berbagai jenis burung.

TNMT juga memiliki dua air terjun sebagai salah satu highlight wisatanya, yaitu Air Terjun Lapoppu dan Air Terjun Matayangu. Air Terjun Lapoppu yang terdapat di Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat merupakan air terjun tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di sini Anda dapat berenang di telaga biru kehijauan di tengah rindangnya pepohonan yang asri. Selain ketinggiannya, kemegahan air terjun ini juga terpancar dari pancuran air di antara lapisan bebatuan yang bertingkat-tingkat.

Anda juga dapat mengunjungi Air Terjun Matayangu yang terletak di Manurara, Kabupaten Sumba Tengah. Dibutuhkan trekking melewati rimba nan mempesona untuk mencapai air terjun ini. Kawasan Air Terjun Matayangu memiliki puluhan gua kecil dan batu-batuan besar di antara aliran sungai yang indah. Penduduk setempat juga meyakini bahwa air terjun ini merupakan tempat yang sakral, terutama bagi mereka yang menganut kepercayaan lokal. Jadi para pengunjung diharapkan untuk menghormati dan mengindahkan imbauan masyarakat setempat demi keselamatan bersama.

Bagian selatan TNMT adalah deretan pantai di antara teluk-teluk menawan yang relatif sepi pengunjung. Ada beberapa pantai yang dapat dikunjungi, seperti Pantai Konda Maloba di Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah dengan ombaknya yang tenang dan air laut yang jernih. Di pantai ini juga terdapat sebuah batu besar bernama Appu Ladu yang berarti ‘Ibu Matahari’. Konon, batu yang menjulang 15 meter ini merupakan makam bangsawan yang hidup ratusan tahun yang lalu. Cerita seputar Appu Ladu memang masih diselimuti misteri, salah satu cerita rakyat setempat menyebutkan bahwa matahari terbit dan terbenam dari balik batu ini.

Meneruskan perjalanan dari Pantai Konda Maloba, Anda akan tiba di Pantai Hipi yang tepat untuk menikmati keindahan terumbu karang, atau mengamati kehidupan penyu hijau. Pantai-pantai lain yang tersebar di kawasan TNMT juga termasuk Pantai Marabakul dan Pantai Aili yang terkenal dengan pasir putihnya yang mempesona.

Selain sebagai konservasi, bentang alam yang permai di TNMT juga berperan penting sebagai sumber air dan pembangkit listrik yang menghidupi masyarakat di sekitarnya. Jika mengunjungi TNMT, pastikan Anda turut serta menjaga kebersihan taman nasional agar terus lestari dan dapat dinikmati anak cucu kita. Hingga kehidupan liar yang beraneka ragam terus terpelihara dengan burung-burung yang terus bernyanyi merdu untuk selamanya.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : George Timothy & Cece Chan

 

Bukit Tanarara adalah salah satu perbukitan sabana yang belakangan ini semakin dikenal lewat berbagai posting-an di media sosial. Walau lokasinya yang lumayan jauh, yaitu sekitar 2 jam dari pusat Kota Waingapu, panorama lembah-lembah dan sabana yang elok di area ini akan mengobati kelelahan Anda selama perjalanan.

Menuju Tanarara, Anda akan menyusuri jalan yang membawa Anda ke ketinggian. Anda kemudian akan melewati berbagai jajaran bukit yang tak kalah menarik untuk disinggahi seperti Bukit Laendeha dengan kombinasi pemandangan birunya hamparan perbukitan di kejauhan, dan hijaunya pepohonan di lereng bukit-bukit kecil.

Tanarara sendiri berarti ‘tanah merah’ dalam bahasa Sumba. Bukit Tanarara terkenal dengan jalan panjang yang berada di atas bukit dengan lembah di kanan dan kirinya. Anda dapat menikmati keasrian tempat ini dengan menyusuri jalan yang menyuguhkan keelokan view perbukitan di sekeliling Anda.

Ke-epic-an tempat ini akan semakin dapat terlihat dengan memakai drone, di mana akan terlihat kealamian yang masih amat terjaga di lembah-lembah sekitar Bukit Tanarara. Anda juga bisa memarkir mobil dan berjalan kaki menjelajah punggung-punggung bukit untuk mencari panorama terbaik untuk dapat diabadikan, karena tiap sudut dari Bukit Tanarara yang luas, menyuguhkan pesona yang berbeda-beda.

Artikel : Ibna Alfattah | Foto : George Timothy