Estetika Dalam Balutan Sakral

Letak geografis Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa memang menjadikannya istimewa. Selain dikelilingi oleh bentang alam yang megah nan indah, letak Banyuwangi juga membuatnya tumbuh sebagai melting pot dari berbagai kebudayaan yang ada di sekitarnya.

Dalam sejarahnya, budaya Jawa maupun Bali, Islam atau Hindu, meresap dalam masyarakat Banyuwangi dan terekspresikan sebagai warna-warni kesenian tradisional khasnya. Selain gandrung, Bumi Blambangan menyimpan sejumlah pesona kesenian lainnya dalam bentuk tari-tarian dan pertunjukan yang telah mengakar hingga saat ini.

Tentunya, banyak dari kesenian tradisional Banyuwangi berkaitan erat dengan budaya Using sebagai suku asli dari daerah tersebut. Seni tradisional memang sering dihubungkan dengan nilai-nilai kepercayaan atau religi.

Seperti banyak seni tradisi di Indonesia lainnya, tiap kesenian tradisional Banyuwangi juga mencerminkan kedekatan masyarakatnya dengan mistik, di mana banyak dari ekspresi seninya dianggap keramat atau setidaknya terinspirasi dari unsur-unsur kepercayaan lokal.

Tiap kesenian tradisional di Indonesia pasti memiliki cerita asal-usul dan falsafahnya tersendiri, begitu pun ragam kesenian di Banyuwangi. Tari jaran goyang misalnya. Meskipun baru dikembangkan pada tahun 1960-an oleh para penari lokal, tarian ini terinspirasi dari Aji Jaran Goyang, sebuah ilmu pelet yang dapat memikat lawan jenis hingga jadi tergila-gila. Bentuk tarian yang ditarikan oleh sepasang laki-laki dan perempuan ini memang menjadi menarik karena menceritakan tentang pasangan yang akhirnya bersatu akibat dari pelet Aji Jaran Goyang.

Unsur gerak dan elemen kostum dalam tari jaran goyang memang banyak terinspirasi dari berbagai tarian Banyuwangi lainnya seperti gandrung dan seblang. Karena sajiannya memiliki unsur drama dengan mengandalkan alur cerita, ekspresi wajah para penari juga menjadi elemen menarik dalam tarian ini. Tari jaran goyang kini telah bersanding dengan gandrung sebagai sajian kesenian utama khas Banyuwangi yang sering dipentaskan dalam berbagai acara kebudayaan setempat.

Bentuk kesenian tradisional Banyuwangi lainnya yang menarik untuk dilihat adalah barong Using atau barong Kemiren. Indonesia memang memiliki berbagai jenis barong atau barongan yang umum dijumpai di seluruh Pulau Jawa dan bahkan menjadi salah satu kesenian utama di Bali. Topeng barong di Banyuwangi memiliki rupa gabungan antara naga dan singa yang bersayap, dengan mustoko atau mahkota di bagian punggungnya dan didominasi dengan warna merah menyala.

Seperti di daerah Indonesia lainnya, barong di Banyuwangi memiliki kesakralan tersendiri sehingga keberadaannya sering dikaitkan dengan banyak ritual adat. Suku Using di Desa Kemiren percaya bahwa barong merupakan simbol tolak bala dan selalu menjadi elemen sentral dalam ritual bersih desa atau ider bumi. Barong Kemiren juga sering ditarikan bersamaan dengan tari pitik-pitikan yang menyimbolkan kemenangan, di mana dua orang dengan kostum ayam menari bagai ayam yang sedang beradu.

Meski sejarahnya kental dengan ke­per­­cayaan Hindu dan animisme, di Banyuwangi juga terdapat kesenian yang berkembang dari kebudayaan Islam seperti hadrah dan kuntulan. Tari-tarian yang dibawakan oleh sejumlah remaja perempuan ini biasanya diiringi oleh musik yang didominasi oleh rebana, seperti kesenian Melayu atau kesenian Islam lainnya di Nusantara. Awalnya hadrah dan kuntulan berkembang sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam, hal yang tergambar dalam gerak tarian yang bersimpuh seperti dalam berdoa.

Hadrah dan kuntulan yang saat ini memiliki banyak jenis di Banyuwangi biasanya juga diiringi dengan nyanyian dalam bahasa Using yang juga diselingi dengan lantunan selawat. Kuntulan juga diyakini mencerminkan berbagai nasihat yang berkaitan dengan ajaran agama Islam, seperti keharmonisan antar sesama manusia serta kedekatan hubungan manusia dengan Tuhannya. Selain sebagai tari-tarian, kuntulan juga dikenal sebagai seni beladiri yang merupakan variasi dari pencak silat di Banyuwangi dan beberapa daerah lainnya di pesisir utara Pulau Jawa.

Lewat berbagai kesenian di atas, Travelers dapat melengkapi kesan dan pengalaman spesial selama berkunjung ke Banyuwangi. Menikmati pesona kesenian tradisional di Nusantara kerap menjadi momen langka di tiap perjalanan wisata. Apalagi jika berkesempatan untuk mempelajari filosofi dan sejarah dari tiap kesenian tersebut, penjelajahan di atas Bumi Nusantara tidak hanya terabadikan dalam foto dan feed Instagram. Tapi juga menjadi bagian dari diri kita sebagai warga Indonesia yang turut peduli akan identitas dan budaya bangsanya.

Artikel : Iqbal Fadly | Foto : Iqbal Fadly

  • Catatan

    Warna-warni yang terpancar dari kesenian tradisional Banyuwangi mencerminkan berbagai pengaruh budaya dari daerah lain dan melebur menjadi kekayaan budaya yang unik dan khas di Banyuwangi.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.